KINGDOM ANIMALIA
P - C - P - N - A - M - A - E - C
Meliputi :
Porifera - Coelenterata - Platyhelminthes - Nemathelminthes - Annelida - Mollusca - Arthropoda - Echinodermata - Chordata
Chordata meliputi P-A-R-A-M ; Pisces , Amphibia , Reptilia , Aves dan Mamalia
- Dari semua Kingdom Hewan itu mari kita bandingkan (Comparativa) satu dengan lainnya , karena jika hanya bicara satu persatu kita akan mudah lupa namun jika secara Comparativa akan merajut pikiran membentuk sinergis pemikiran pemahaman , jika satu enggak ingat masih ada yang ingat yang lainnya dan itu akan membawa kita menjadi ingat .OK
Kita mulai ya dari PORIFERA
PORIFERA
COELENTERATA
VERMES ( KELOMPOK CACING)
- Hewan fillum Porifera atau kelompok hewan berpori
- Artinya tubuh hewan Porifera ini tubuhnya tersusun atas banyak pori pori untuk memasukkan mengekskresikan zat
- Porifera merupakan awal hewan metazoa (bersel banyak) sehingga sudah memilki jaringan meskipun jaringan itu sangat sederhana.
- Hewan ini banyak ditemukan di pantai atau laut.
- Porifera tidak memiliki alat pernafasan khusus.
- Alat respirasinya masih sangat sederhana.
- Air yang mengandung oksigen terlarut masuk melalui pori-pori tubuhnya.
- Selanjutnya oksigen yang terlarut dalam air masuk melalui sel-sel permukaan tubuhnya, yaitu sel koanosit secara difusi.
- Di dalam mitokondria pada sel koanosit,oksigen digunakan untuk mengurai molekul organic menjadi molekul anorganik yang disertai pelepasan karbondioksida.
- Selanjutnya molekul-molekul karbondioksida yang terlarut dalam air akan bergerak berlawanan arah menuju membram sel dan keluar menuju spongosoel.
- Air dalam spongosol digerakkan oleh flagellum sel koanosit dan mengalir keluar melalui oskulum.
COELENTERATA
- Coelenterata tersusun dari dari dua lapisan sel, yaitu lapisan luar berasal dari ectoderm dan lapisan dalam berasal dari endoderm.sehingga hewan Coelenterata ini bersama porifera tergolong dalam kelompok hewan Diploblastik
- Lapisan sel yang berasal dari ectoderm disebut epidermis dan lapisan yang berasal dari endoderm disebut gastrodermis.
- Pertukaran gas terjadi secara difusi pada sel di luar permukaan tubuh yang bersentuhan dengan air.
- Untuk respirasi, coelenterata mempunyai alat bantu berupa lekukan jaringan yang terdapat pada gastrodermis, disebut sifonoglia
VERMES ( KELOMPOK CACING)
- Cacing belum memiliki alat respirasi khusus.
- Oksigen berdifusi ke dalam kapiler darah yang terdapat pada kulit melalui permukaan kulit yang lembab.
- Oksigen akan diikat oleh hemoglobin yang terkandung dalam darah cacing untuk diedarkan ke seluruh tubuh.
- Gas hasil respirasi yaitu karbondioksida dikeluarkan dari tubuh juga melalui permukaan kulitnya.
- Karena respirasi cacing dilakukan melalui permukaan tubuhnya (integument), maka respirasi cacing disebut respirasi integumenter.
- Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya.
- Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir).
- Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup".
- Pertukaran gas-gas pada cacing lebih mudah terjadi pada kulit yang lembab, sehingga cacing hidup di tempat yang lembab.
- Habitat yang lembab akan menjaga permukaan di tubuhnya tetap basah (lembab).
- Sebanyak 85 % dari berat tubuh cacing tanah berupa air, sehingga sangatlah penting untuk menjaga media pemeliharaan tetap lembab (kelembaban 15 - 30 %).
- Tubuh cacing mempunyai mekanisme untuk menjaga keseimbangan air dengan mempertahankan kelembaban di permukan tubuh dan mencegah kehilangan air yang berlebihan.
- Cacing yang terdehidrasi akan kehilangan sebagian besar berat tubuhnya dan tetap hidup walaupun kehilangan 70 - 75 % kandungan air tubuh.
- Kekeringan yang berkepanjangan memaksa cacing tanah untuk bermigrasi ke media yang lebih cocok.
SERANGGA
PISCES
AMPHIBIA
Paru-paru reptilia berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk. Paru-paru reptilia lebih sederhana, hanya dengan beberapa lipatan dinding yang berfungsi memperbesar permukaan pertukaran gas. Pada reptilia pertukaran gas tidak efektif.
Pada kadal, kura-kura, dan buaya paru-paru lebih kompleks, dengan beberapa belahanbelahan yang membuat paru-parunya bertekstur seperti spon. Paru-paru pada beberapa jenis kadal misalnya bunglon Afrika mempunyai pundi-pundi hawa cadangan yang memungkinkan hewan tersebut melayang di udara.
- Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga dan arthropoda lainnya.
- Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di kerangka luar (eksoskeleton) yang disebut spirakel.
- Spirakel berbentuk pembuluh silindris yang berlapis zat kitin, dan terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh.
- Spirakelmen punyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur.
- Pada umumnya spirakel terbuka selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat.
- Oksigen dari luar masuk lewat spirakel.
- Kemudian udara dari spirakel menuju pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam.
- Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas.
- Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh.
- Trakeolus ini mempunyai fungsi yang sama dengan kapiler pada sistem pengangkutan (transportasi) pada vertebrata.
- Jika otot perut belalang berkontraksi maka trakea mexrupih sehingga udara kaya CO2 keluar.
- Sebaliknya, jika otot perut belalang berelaksasi maka trakea kembali pada volume semula sehingga tekanan udara menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya udara di luar yang kaya 02 masuk ke trakea.
- Sistem trakea berfungsi mengangkut O2 dan mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan sebaliknya mengangkut C02 basil respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh.
- Dengan demikian, darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan untuk mengangkut gas pernapasan.
- Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi ke jaringan.
- Pada serangga air seperti jentik nyamuk udara diperoleh dengan menjulurkan tabung pernapasan ke perxnukaan air untuk mengambil udara.
- Serangga air tertentu mempunyai gelembung udara sehingga dapat menyelam di air dalam waktu lama.
- Misalnya, kepik Notonecta sp. mempunyai gelembung udara di organ yang menyerupai rambut pada permukaan ventral.
- Selama menyelam, O2 dalam gelembung dipindahkan melalui sistem trakea ke sel-sel pernapasan.
- Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai insang trakea yang berfungsi menyerap udara dari air, atau pengambilan udara melalui cabang-cabang halus serupa insang.
- Selanjutnya dari cabang halus ini oksigen diedarkan melalui pembuluh trakea.
PISCES
- Insang dimiliki oleh jenis ikan (pisces).
- Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap.
- Bagian terluar dare insang berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah.
- Tiap lembaran insang terdiri dare sepasang filamen, dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela).
- Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga memungkinkan O2 berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar.
- Insang pada ikan bertulang sejati ditutupi oleh tutup insang yang disebut operkulum, sedangkan insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh operkulum.
- Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator.
- Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang merupakan perluasan ke atas dari insang dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur.
- Labirin ini berfungsi menyimpan cadangan 02 sehingga ikan tahan pada kondisi yang kekurangan 02. Contoh ikan yang mempunyai labirin adalah: ikan gabus dan ikan lele.
- Untuk menyimpan cadangan 02, selain dengan labirin, ikan mempunyai gelembung renang yang terletak di dekat punggung.
- inspirasi
- ekspirasi.
- Pada fase inspirasi, 02 dari air masuk ke dalam insang kemudian 02 diikat oleh kapiler darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan.
- Sebaliknya pada fase ekspirasi, C02 yang dibawa oleh darah dari jaringan akan bermuara ke insang dan dari insang diekskresikan keluar tubuh.
- Selain dimiliki oleh ikan, insang juga dimiliki oleh katak pada fase berudu, yaitu insang luar. Hewan yang memiliki insang luar sepanjang hidupnya adalah salamander
- Ikan bernapas dengan insang yang terdapat pada sisi kiri dan kanan kepala.
- Masing-masing mempunyai empat buah insang yang ditutup oleh tutup insang (operkulum
- Proses pernapasan pada ikan adalah dengan cara membuka dan menutup mulut secara bergantian dengan membuka dan menutup tutup insang pada waktu mulut membuka, air masuk ke dalam rongga mulut sedangkan tutup insang menutup.
- Oksigen yang terlarut dalam air masuk berdifusi ke dalam pembuluh kapiler darah yang terdapat dalam insang.
- Dan pada waktu menutup, tutup insang membuka dan air dari rongga mulut keluar melalui insang.
- Bersamaan dengan keluarnya air melalui insang, karbondioksida dikeluarkan.
- Pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi pada lembaran insang
Organ pernapasan pada ikan adalah:
- Insang dengan bentuk lembaran-lembaran merah muda dengan jumlah 5 - 7 lembar.
- Setiap lembar terdiri atas sepasang filamen.
- Pada permukaan filamen terdapat struktur yang letaknya saling sejajar yang disebut lamela.
- Setiap lamela mengandung banyak pembuluh darah yang memungkinkan oksigen berdifusi masuk dan karbon dioksida keluar dari insang.
Bagaimana pernapasannya? Pernapasan dilakukan melalui 2
tahap, yaitu:
- Inspirasi (tahap pengambilan oksigen) O2 dimasukkan ke dalam insang melalui rongga mulut.
- Ekspirasi (tahap pelepasan karbon dioksida) CO2 dikeluarkan melalui celah insang.
- Melalui celah ini air akan menyentuh lembar-lembar insang sehingga terjadilah pertukaran gas, ketika darah melepaskan CO2 dan mengikat O2 dari air.
- Beberapa ikan, misalnya ikan mas, memiliki gelembung sebagai alat bantu pernapasan.
- Alat ini membantu pernapasan ikan dalam memperoleh dan menyimpan O2.
- Selain untuk menyimpan udara, gelembung renang berperan sebagai alat hidrostatik, yaitu alat untuk mengetahui tekanan tempat ikan berenan
Katak dalam daur hidupnya mengalami metamorfosis
atauperubahan bentuk. Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut,
kulit, dan paru-paru. Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang karena
hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan
karena tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat
terjadi gerakan rongga mulut dan faring, Iubang hidung terbuka dan glotis
tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui
selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernapas dengan selaput rongga mulut,
katak bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karena kulitnya selalu dalam
keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah
berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena
kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh.
Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung
dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri kulit pare-paru (arteri pulmo
kutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen dan karbon dioksida dapat terjadi
di kulit. Selain bernapas dengan selaput rongga mulut dan kulit, katak bernapas
juga dengan paruparu walaupun paru-parunya belum sebaik paru-paru mamalia.
Katak mempunyai sepasang paru-paru yang berbentuk gelembung tempat bermuaranya
kapiler darah. Permukaan paru-paru diperbesar oleh adanya bentuk- bentuk
seperti kantung sehingga gas pernapasan dapat berdifusi. Paru-paru dengan
rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek. Dalam paru-paru terjadi
mekanisme inspirasi dan ekspirasi yang keduanya terjadi saat mulut tertutup.
Fase inspirasi adalah saat udara (kaya oksigen) yang masuk lewat selaput rongga
mulut dan kulit berdifusi pada gelembung-gelembung di paru-paru.
Mekanisme inspirasi adalah sebagai berikut. Otot
Sternohioideus berkonstraksi sehingga rongga mulut membesar, akibatnya oksigen
masuk melalui koane. Setelah itu koane menutup dan otot rahang bawah dan otot
geniohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga
mulut mendorong oksigen masuk ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru terjadi
pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler dinding
paru-paru dan sebaliknya, karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan. Mekanisme
ekspirasi adalah sebagai berikut. Otot-otot perut dan sternohioideus
berkontraksi sehingga udara dalam paru-paru tertekan keluar dan masuk ke dalam
rongga mulut. Celah tekak menutup dan sebaliknya koane membuka. Bersamaan
dengan itu, otot rahang bawah berkontraksi yang juga diikuti dengan
berkontraksinya geniohioideus sehingga rongga mulut mengecil. Dengan
mengecilnya rongga mulut maka udara yang kaya karbon dioksida keluar.
Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru-paru. Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karma tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, Iubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karma kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri kulit pare-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen dan karbon dioksida dapat terjadi di kulit.
Selain bernapas dengan selaput rongga mulut dan kulit, katak bernapas juga dengan paruparu walaupun paru-parunya belum sebaik paru-paru mamalia.
Katak mempunyai sepasang paru-paru yang berbentuk gelembung tempat bermuaranya kapiler darah. Permukaan paru-paru diperbesar oleh adanya bentuk- bentuk seperti kantung sehingga gas pernapasan dapat berdifusi. Paru-paru dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek.
Dalam paru-paru terjadi mekanisme inspirasi dan ekspirasi yang keduanya terjadi saat mulut tertutup. Fase inspirasi adalah saat udara (kaya oksigen) yang masuk lewat selaput rongga mulut dan kulit berdifusi pada gelembung-gelembung di paru-paru. Mekanisme inspirasi adalah sebagai berikut. Otot Sternohioideus berkonstraksi sehingga rongga mulut membesar, akibatnya oksigen masuk melalui koane.
Setelah itu koane menutup dan otot rahang bawah dan otot geniohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut mendorong oksigen masuk ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler dinding paru-paru dan sebaliknya, karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan. Mekanisme ekspirasi adalah sebagai berikut. Otot-otot perut dan sternohioideus berkontraksi sehingga udara dalam paru-paru tertekan keluar dan masuk ke dalam rongga mulut. Celah tekak menutup dan sebaliknya koane membuka. Bersamaan dengan itu, otot rahang bawah berkontraksi yang juga diikuti dengan berkontraksinya geniohioideus sehingga rongga mulut mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut maka udara yang kaya karbon dioksida keluar.
Jadi Pernapasan pada Katak
Inspirasi
Selain bernapas dengan selaput rongga mulut dan kulit, katak bernapas juga dengan paruparu walaupun paru-parunya belum sebaik paru-paru mamalia.
Katak mempunyai sepasang paru-paru yang berbentuk gelembung tempat bermuaranya kapiler darah. Permukaan paru-paru diperbesar oleh adanya bentuk- bentuk seperti kantung sehingga gas pernapasan dapat berdifusi. Paru-paru dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek.
Dalam paru-paru terjadi mekanisme inspirasi dan ekspirasi yang keduanya terjadi saat mulut tertutup. Fase inspirasi adalah saat udara (kaya oksigen) yang masuk lewat selaput rongga mulut dan kulit berdifusi pada gelembung-gelembung di paru-paru. Mekanisme inspirasi adalah sebagai berikut. Otot Sternohioideus berkonstraksi sehingga rongga mulut membesar, akibatnya oksigen masuk melalui koane.
Setelah itu koane menutup dan otot rahang bawah dan otot geniohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut mendorong oksigen masuk ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler dinding paru-paru dan sebaliknya, karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan. Mekanisme ekspirasi adalah sebagai berikut. Otot-otot perut dan sternohioideus berkontraksi sehingga udara dalam paru-paru tertekan keluar dan masuk ke dalam rongga mulut. Celah tekak menutup dan sebaliknya koane membuka. Bersamaan dengan itu, otot rahang bawah berkontraksi yang juga diikuti dengan berkontraksinya geniohioideus sehingga rongga mulut mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut maka udara yang kaya karbon dioksida keluar.
Jadi Pernapasan pada Katak
- Alat pernapasan pada katak terdiri atas selaput rongga mulut, kulit, dan paru-paru.
- Selaput rongga mulut Bila faring dan rongga mulut bergerak, lubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara masuk rongga mulut melalui selaput rongga mulut yang tipis.
- Kulit O2 yang masuk melalui kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian ke jantung dan selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh. CO2 dari jaringan dibawa ke jantung dan selanjutnya ke kulit dan paru-paru melalui arteri kulit paru-paru (arteri pulmo kutanea).
- Paru-paru
Inspirasi
- Udara kaya O2 masuk ke paru-paru lewat selaput rongga mulut dan kulit.
- Otot sternohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut membesar, akibatnya udara luar yang kaya O2 masuk ke dalam rongga mulut melalui koane.
- Kemudian koane menutup dan segera otot rahang bawah dan otot geniohioideus berkontraksi sehingga rongga mulut mengecil.
- Mengecilnya rongga mulut mengakibatkan udara masuk ke celah-celah yang terbuka menuju ke paru-paru.
- Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas, O2 diikat oleh darah yang ada dalam pembuluh-pembuluh kapiler dinding paruparu, sedangkan karbon dioksida dilepaskan.
- Udara miskin O2 dilepaskan ke luar.
- Otot perut dan otot sternohioideus berkontraksi sehingga udara yang ada di dalam paru-paru tertekan ke luar dan masuk ke dalam rongga mulut.
- Celah tekak menutup dan koane membuka.
- Bersamaan dengan itu, otot rahang bawah berkontraksi yang segera diikuti oleh kontraksi otot geniohioideus, sehingga rongga mulut mengecil.
- Dengan mengecilnya rongga mulut, akibatnya udara dari paruparu yang kaya CO2 akan keluar melalui koane.
Reptilia
secara umum reptilia bernapas menggunakan paru-paru.
Tetapi pada beberapa reptilia, pengambilan oksigen dibantu oleh lapisan kulit
disekitar kloaka. Pada reptilia umumnya udara luar masuk melalui lubang hidung,
trakea, bronkus, dan akhirnya ke paru-paru. Lubang hidung terdapat di ujung
kepala atau moncong. Udara keluar dan masuk ke dalam paru-paru karena gerakan
tulang rusuk. Sistem pernafasan pada reptilia lebih maju dari Amphibi. Dinding
laring dibentuk oleh tulang rawan kriterokoidea dan tulang rawan krikodea.
Trakhea dan bronkhus berbentuk panjang dan dibentuk oleh cincin-cincin tulang
rawan. Tempat percabangan trakhea menjadi bronkhus disebut bifurkatio trakhea.
Bronkhus masuk ke dalam paru-paru dan tidak bercabang-cabang lagi. Paru-paru
reptilia berukuran relatif besar, berjumlah sepasang. Struktur dalamnya
berpetak-petak seperti rumah lebah, biasanya bagian anterior lebih banyak
berpetak daripada bagian posterior. Larinx terletak di ujung anterior trachea.
Dinding larinx ini disokong oleh cartilago cricoida dan cartilago anytenoidea.
Kearah posterior trachea membentuk percabangan (bifurcatio) menjadi bronchus
kanan dan bronchus kiri, yang masing-masing menuju ke pulmo kanan dan pulmo
kiri. Pulmo lacertilia dan ophidia ialah relatif sederhana. Pada beberapa
bentuk, bagian internal pulma terbagi tidak sempurna menjadi dua bagian, ialah
bagian anterior berdinding saccuter sedang bagian posterior berdinding licin,
tidak vasculer dan berfungsi terutama untuk reservoir. Paru-paru reptilia
berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk. Paru-paru reptilia
lebih sederhana, hanya dengan beberapa lipatan dinding yang berfungsi
memperbesar permukaan pertukaran gas. Pada reptilia pertukaran gas tidak
efektif. Pada kadal, kura-kura, dan buaya paru-paru lebih kompleks, dengan
beberapa belahan - belahan yang membuat paru-parunya bertekstur seperti spon.
Paru-paru pada beberapa jenis kadal misalnya bunglon Afrika mempunyai
pundi-pundi hawa cadangan yang memungkinkan hewan tersebut melayang di udara.
Paru-paru reptilia berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk. Paru-paru reptilia lebih sederhana, hanya dengan beberapa lipatan dinding yang berfungsi memperbesar permukaan pertukaran gas. Pada reptilia pertukaran gas tidak efektif.
Pada kadal, kura-kura, dan buaya paru-paru lebih kompleks, dengan beberapa belahanbelahan yang membuat paru-parunya bertekstur seperti spon. Paru-paru pada beberapa jenis kadal misalnya bunglon Afrika mempunyai pundi-pundi hawa cadangan yang memungkinkan hewan tersebut melayang di udara.
AVES
Pada burung, tempat berdifusinya gas pernapasan hanya
terjadi di paru-paru. Paru-paru burung berjumlah sepasang dan terletak dalam
rongga dada yang dilindungi oleh tulang rusuk.
Jalur pernapasan pada burung berawal di lubang hidung.
Pada tempat ini, udara masuk kemudian diteruskan pada celah tekak yang terdapat
pada dasar faring yang menghubungkan trakea. Trakeanya panjang berupa pipa
bertulang rawan yang berbentuk cincin, dan bagian akhir trakea bercabang
menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Dalam bronkus pada
pangkal trakea terdapat sirink yang pada bagian dalamnya terdapat
lipatan-lipatan berupa selaput yang dapat bergetar. Bergetarnya selaput itu
menimbulkan suara. Bronkus bercabang lagi menjadi mesobronkus yang merupakan
bronkus sekunder dan dapat dibedakan menjadi ventrobronkus (di bagian ventral)
dan dorsobronkus ( di bagian dorsal). Ventrobronkus dihubungkan dengan
dorsobronkus, oleh banyak parabronkus (100 atau lebih). Parabronkus berupa
tabung tabung kecil. Di parabronkus bermuara banyak kapiler sehingga
memungkinkan udara berdifusi. Selain paru-paru, burung memiliki 8 atau 9
perluasan paru-paru atau pundi-pundi hawa (sakus pneumatikus) yang menyebar
sampai ke perut, leher, dan sayap. Pundi-pundi hawa berhubungan dengan
paru-paru dan berselaput tipis. Di pundi-pundi hawa tidak terjadi difusi gas
pernapasan; pundi-pundi hawa hanya berfungsi sebagai penyimpan cadangan oksigen
dan meringankan tubuh. Karena adanya pundi-pundi hawa maka pernapasan pada
burung menjadi efisien. Pundi-pundi hawa terdapat di pangkal leher (servikal),
ruang dada bagian depan (toraks anterior), antara tulang selangka (korakoid),
ruang dada bagian belakang (toraks posterior), dan di rongga perut (kantong
udara abdominal). Fungsi kantung udara : - membantu pernafasan terutama saat
terbang - menyimpan cadangan udara (oksigen) - memperbesar atau memperkecil
berat jenis pada saat burung berenang - mencegah hilangnya panas tubuh yang
terlalu banyak Masuknya udara yang kaya oksigen ke paru-paru (inspirasi)
disebabkan adanya kontraksi otot antartulang rusuk (interkostal) sehingga
tulang rusuk bergerak keluar dan tulang dada bergerak ke bawah. Atau dengan
kata lain, burung mengisap udara dengan cara memperbesar rongga dadanya
sehingga tekanan udara di dalam rongga dada menjadi kecil yang mengakibatkan
masuknya udara luar. Udara luar yang masuk sebagian kecil tinggal di paru-paru
dan sebagian besar akan diteruskan ke pundi- pundi hawa sebagai cadangan udara.
Udara pada pundi-pundi hawa dimanfaatkan hanya pada saat udara (O2) di paru -
paru berkurang, yakni saat burung sedang mengepakkan sayapnya. Saat sayap
mengepak atau diangkat ke atas maka kantung hawa di tulang korakoid terjepit
sehingga oksigen pada tempat itu masuk ke paru-paru. Sebaliknya, ekspirasi
terjadi apabila otot interkostal relaksasi maka tulang rusuk dan tulang dada
kembali ke posisi semula, sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi
lebih besar dari tekanan di udara luar akibatnya udara dari paru-paru yang kaya
karbon dioksida keluar. Bersamaan dengan mengecilnya rongga dada, udara dari
kantung hawa masuk ke paru-paru dan terjadi pelepasan oksigen dalam pembuluh
kapiler di paru-paru. Jadi, pelepasan oksigen di paru-paru dapat terjadi pada
saat ekspirasi maupun inspirasi. Pernapasan pada burung di saat hinggap adalah
sebagai berikut. Burung mengisap udara lalu udara mengalir lewat bronkus ke
pundi-pundi hawa bagian belakang bersamaan dengan itu udara yang sudah ada di
paru-paru mengalir ke pundi - pundi hawa, udara di pundi-pundi belakang
mengalir ke paru-paru lalu udara menuju pundi - pundi hawa depan. Kecepatan
respirasi pada berbagai hewan berbeda bergantung dari berbagai hal, antara
lain, aktifitas, kesehatan, dan bobot tubuh.
Pernafasan burung saat terbang : Saat terbang pergerakan
aktif dari rongga dada tidak dapat dilakukan karena tulang dada dan tulang
rusuk merupakan pangkal perlekatan otot yang berfungsi untuk terbang. Saat
mengepakan sayap (sayap diangkat ke atas), kantong udara di antara tulang
korakoid terjepit sehingga udara kaya oksigen pada bagian itu masuk ke
paru-paru
Alat - alat Pernapasan Manusia : Sistem pernafasan tersusun
atas organ pernafasan yang diawali dengan saluran pernafasan yang terdiri atas
hidung, faring, laring, trakea, bronkus serta alveolus, pembuluh darah
paru-paru, pembuluh limfe paru-paru, dan pleura yang terhubung langsung dengan
paru-paru. a. Rongga Hidung (Cavum Nasalis) Udara dari luar akan masuk lewat
rongga hidung (cavum nasalis). Dengan udara luar dihubungkan oleh lubang hidung
luar (nares eksternal), dengan faring dihubungkan oleh lubang hidung dalam
(nares internal/khoane). Rongga hidung dipisahkan oleh suatu sekat yang disebut
septum basal, menjadi bagian kiri dan kanan sedangkan dari rongga mulut
dibatasi oleh maksila dan tulang langit-langit mulut. Rongga hidung dilapisi
dengan epitel silindris bersilia yang mengandung banyak sel goblet penghasil
lendir. Rongga hidung berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar
minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat (kelenjar sudorifera). Selaput
lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan.
Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berf b. Laring (Pangkal
Tenggorokan)ungsi menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga
terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan
udara yang masuk. Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan
percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan
dan saluran pencernaan (orofarings) pada bagian belakang. Pada bagian belakang
faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat terletaknya pita suara (pita
vocalis). Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar
dan terdengar sebagai suara. Laring merupakan tabung ireguler yang
menghubungkan faring dengan trakea. Dalam lamina propia terdapat sejumlah rawan
laring, struktur yang paling rumit pada jalan pernapasan. Rawan-rawan yang
lebih besar (tiroid, krikoid, dan sebagian besar aritenoid) adalah rawan
hialin, dan pada orang tua sebagian dapat mengalami kalsifikasi. Rawan yang
lebih kecil (epiglottis, cuneiformis, kornikulatum, dan ujung aritenoid) adalah
rawan elastin. Ligamentum-ligamentum menghubungkan rawan-rawan tersebut satu
sama lain, dan sebagian besar bersambung dengan otot-otot intrinsic larynx, di
mana mereka sendiri tidak bersambungan karena mereka adalah otot lurik. Selain
berperanan sebagai penyokong (mempertahankan agar jalan udara tetap terbuka)
rawan-rawan ini berperanan sebagai katup untuk mencegah makanan atau cairan
yang ditelan masuk trakea. Mereka juga berperanan dalam pembentukan irama fonasi.
Epiglotis, yang menonjol dari pinggir laring, meluas ke faring dan karena itu
mempunyai permukaan yang menghadap ke lidah dan laring. Seluruh permukaan yang
menghadap ke lidah dan bagian permukaan apikal yang menghadap ke laring
diliputi oleh epitel berlapis gepeng. Ke arah basis epiglottis pada permukaan
yang menghadap laring, epitel mengalami perubahan menjadi epitel bertingkat
toraks bersilia. Kelenjar campur mukosa dan serosa terutama terdapat di bawah
epitel toraks, bebas menyebar ke dalam, yang menimbulkan bercak pada rawan
elastin yang berdekatan. Di bawah epiglottis, mukosa membentuk dua pasang
lipatan yang meluas ke dalam lumen larynx. Pasangan yang di atas merupakan pita
suara palsu (atau lipatan vestibular), dan mereka mempunyai epitel respirasi
yang di bawahnya terletak sejumlah kelenjar seromukosa dalam lamina proprianya.
Pasangan yang bawah merupakan lipatan yang merupakan pita suara asli. Di dalam
pita suara, yang diliputi oleh epitel berlapis gepeng, terdapat berkas-berkas
besar sejajar dari selaput elastin yang merupakan ligamentum vocale. Sejajar
dengan ligamentum terdpat berkas-berkas otot lurik, m.vocalis, yang mengatur
regangan pita dan ligamentum dan akibatnya, waktu udara didorong melalui
pita-pita menimbulkan suatu suara dengan tonus yang tidak sama. c. Trakea
(Batang Tenggorokan) Trakea merupakan tabung berdinding tipis yang terletak
dari basis larynx (rawan krikoid)ke tempat di mana trakea bercabang menjadi 2
bronkus primer, panjangnya ± 10 cm. Trakea dibatasi oleh mukosa respirasi. Di
dalam lamina propria terdapat 16-20 rawan hialin berbentuk seperti huruf C yang
berperan mempertahankan lumen trakea agar tetap terbuka. Ligamentum
fibroelastindan berkas-berkas otot polos (m. trachealis) melekat pada
perikondrium dan menghubungkan ujung-ujung bebas rawan yang berbentuk huruf C
tersebut. Ligamentum mencegah peregangan lumen yang berlebihan, sementara itu
otot memungkinkan rawan saling berdekatan. Kontraksi otot disertai dengan
penyempitan lumen trakea dan digunakan untuk respon batuk. Setelah kontraksi,
akibat penyempitan lumen trakea akan menambah kecepatan udara ekspirasi, yang
membantu membersihkan jalan udara. Selain itu pada trakea terdapat rongga
bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke
saluran pernapasan. d. Cabang-cabang Tenggorokan (Bronki) Trakea membelah
menjadi 2 bronkus utama yang masuk ke dalam paru-paru pada tiap hilus. Selain
itu, pada tiap-tiap hilus arteòh dan vena seòõ` pembuluh limfe masuk dan
meninggalkan paru-paru. Struktur ini dikelilingi oleh jaringan penyambung padat
dan membentuk akar paru-paru. Setelah masuk ke dalam paru-paru, bronkus primer
menuju ke arah bawah dan luar untuk membentuk 3 bronkus pada paru-paru kanan 2
bronkus pada paru-paru kiri. Bronkus lobaris bercabang-cabang membentuk bronkus
yang lebih kecil yang di sebut Bronkiolus. Masing-masing bronkiolus masuk ke
lobus paru-paru yang membentuk 5-7 bronkiolus terminalis. Lobulus paru-paru
berbentuk piramid dengan apeks yang mengarah ke arah permukaan paru-paru. Tiap
lobulus dibatasi oleh septum jaringan penyambung tipis yang terlihat pada
fetus. Bronkiolus tidak mempunyai kelenjar pada mukosanya tetapi hanya
ditunjukkan oleh adanya sel-sel goblet yang tersebar dalam epitel
permulaan(bagian luar). Pada bronkiolus yang lebih besar, epitelnya bersilia
dan kekomplekannya berkurang sehingga menjadi epitel kubis bersilia pada
bronkiolus terminalis. Selain sel-sel bersilia, bronkiolus terminal juga
mempunyai sel-sel clara yang permukaan apikalnya berbentuk seperti kubah yang
menonjol ke arah lumen. Sel-sel clara pada manusia merupakan sel-sel sekretori.
Bronkiolus respiratorius dibatasi oleh epitel kubis bersilia, tetapi pada tepi
lubang alveolaris, epitel bronkiolus menuju epitel pembatas alveolus. Epitel
bronkiolus terdiri atas epitel kubis bersilia tetapi pada bagian yang lebih
distal, silia mungkin tidak ada. Bronkiolus respiratorius digunakan
untukmenggambarkan fungsi pada segmen jalannya pernapasan. Duktus alveolaris
dan alveoli dibatasi oleh sel-sel epitel selapis gepeng yang sangat tipis.
Dalam lamina propria, di sekitar tepi alveoli merupakan jala sel otot polos
yang saling berhubungan. Duktus alveolaris bermuara ke dalam atria, ruang yang
menghubungkan antara multilokularis alveoli dengan dua atau lebih alveolaris pada
setiap atrium. Serabut-aerabut elastin memungkinkan alveoli mengembang pada
waktu inspirasi dan secara pasif berkontraksi pada saat ekspirasi. Kolagen
berperan sebagai penyokong yang mencegah peregangan yang berlebihan dan sebagai
pencegah kerusakan-kerusakan kapiler halus dan septa alveoli yang tipis. n
samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh
diafragma yang berot e. Paru-paru (Pulmo) Paru-paru terletak di dalam rongga
dada bagian atas, di bagiaot kuat. Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru
kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo
sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang
tipis, disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru
disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga
dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura
parietalis).
Pernapasan Dada Pernapasan dada terjadi sebagai berikut:
Otot antartulang rusuk berkerut sehingga dada terangkat. Akibatnya, volume
rongga dada bertambah. Membesarnya rongga dada menyebabkan tekanan udara dalam
dada lebih kecil daripada tekanan udara luar sehingga udara luar akan masuk ke
dalam rongga dada dan akan diteruskan menuju paru. Oksigen yang terdapat di
dalam udara tersebut akan diikat oleh pembuluh darah yang banyak terdapat di
alveolus paru. Hal inilah yang disebut Inspirasi. Otot antartulang rusuk
mengendur. Akibatnya, tulang-tulang rusuk turun sehingga rongga dada mengecil.
Mengecilnya rongga dada menyebabkan volume paru mengecil sehingga tekanannya
menjadi lebih besar daripada tekanan udara luar. Hal ini disebut ekspirasi.
Pernapasan Perut Pernapasan perut terjadi akibat adanya kontraksi dan relaksasi
diafragma. Pada saat inspirasi, otot diafragma akan mengerut sehingga diafragma
lebih mendatar. Akibatnya, volume rongga dada membesar yang menyebabkan tekanan
didalamnya lebih kecil daripada tekanan udara luar. Kondisi ini menyebabkan
udara memasuki dada dan bergerak menuju paru sehingga terjadi inspirasi.
Setelah itu, akibat mengerutnya otot dinding rongga dada, diafragma akan naik
hingga menyebabkan rongga dada dan paru mengecil. Akibatnya, tekanan di
dalamnya meningkat sehingga terjadilah ekspirasi karena terjadi pelepasan udara
dari paru. Proses pernapasan dada dan pernapasan perut tersebut berlangsung
secara bersamaan. Proses inspirasi dan ekspirasi dalam keadaan normal
berlangsung sebanyak 15 – 1 kali setiap menit. Pada inspirasi tekanan udara
paru turun 1 -2 mm Hg dibanding tekanan paru normal, sedangkan pada ekspirasi
akan naik 2 -2 mm Hg. Ekspirasi dapat terjadi secara tiba-tiba, misalnya pada
saat bersin atau tersedak. Peristiwa ini terjadi akibat pengerutan oto
antartulang rusuk dan otot dinding perut secara tiba-tiba sebagai usaha untuk
mengeluarkan banda asing yang terdapat dalam saluran pernapasan. MEKANISME
PERTUKARAN GAS
Pengangkutan O2 Pertukaran gas antara O2 dengan CO2
terjadi di dalam alveolus dan jaringan tubuh, melalui proses difusi. Oksigen
yang sampai di alveolus akan berdifusi menembus selaput alveolus dan berikatan
dengan haemoglobin (Hb) dalam darah yang disebut deoksigenasi dan menghasilkan
senyawa oksihemoglobin (HbO) seperti reaksi berikut : Sekitar 97% oksigen dalam
bentuk senyawa oksihemoglobin, hanya 2 – 3% yang larut dalam plasma darah akan
dibawa oleh darah ke seluruh jaringan tubuh, dan selanjutnya akan terjadi
pelepasan oksigen secara difusi dari darah ke jaringan tubuh, seperti reaksi
berikut : Pengangkutan CO2 Karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari proses
respirasi sel akan berdifusi ke dalam darah yang selanjutnya akan diangkut ke
paru-paru untuk dikeluarkan sebagai udara pernapasan. Ada 3 (tiga) cara pengangkutan
CO2 : Sebagai ion karbonat (HCO3), sekitar 60 – 70%. Sebagai
karbominohemoglobin (HbCO2), sekitar 25%. Sebagai asam karbonat (H2CO3) sekitar
6 – 10%.
Pernapasan Dada Pernapasan dada terjadi sebagai berikut:
Otot antartulang rusuk berkerut sehingga dada terangkat. Akibatnya, volume
rongga dada bertambah. Membesarnya rongga dada menyebabkan tekanan udara dalam
dada lebih kecil daripada tekanan udara luar sehingga udara luar akan masuk ke
dalam rongga dada dan akan diteruskan menuju paru. Oksigen yang terdapat di
dalam udara tersebut akan diikat oleh pembuluh darah yang banyak terdapat di
alveolus paru. Hal inilah yang disebut Inspirasi. Otot antartulang rusuk
mengendur. Akibatnya, tulang-tulang rusuk turun sehingga rongga dada mengecil.
Mengecilnya rongga dada menyebabkan volume paru mengecil sehingga tekanannya
menjadi lebih besar daripada tekanan udara luar. Hal ini disebut ekspirasi.
Pernapasan Perut Pernapasan perut terjadi akibat adanya kontraksi dan relaksasi
diafragma. Pada saat inspirasi, otot diafragma akan mengerut sehingga diafragma
lebih mendatar. Akibatnya, volume rongga dada membesar yang menyebabkan tekanan
didalamnya lebih kecil daripada tekanan udara luar. Kondisi ini menyebabkan
udara memasuki dada dan bergerak menuju paru sehingga terjadi inspirasi.
Setelah itu, akibat mengerutnya otot dinding rongga dada, diafragma akan naik
hingga menyebabkan rongga dada dan paru mengecil. Akibatnya, tekanan di
dalamnya meningkat sehingga terjadilah ekspirasi karena terjadi pelepasan udara
dari paru. Proses pernapasan dada dan pernapasan perut tersebut berlangsung
secara bersamaan. Proses inspirasi dan ekspirasi dalam keadaan normal
berlangsung sebanyak 15 – 1 kali setiap menit. Pada inspirasi tekanan udara
paru turun 1 -2 mm Hg dibanding tekanan paru normal, sedangkan pada ekspirasi
akan naik 2 -2 mm Hg. Ekspirasi dapat terjadi secara tiba-tiba, misalnya pada
saat bersin atau tersedak. Peristiwa ini terjadi akibat pengerutan oto
antartulang rusuk dan otot dinding perut secara tiba-tiba sebagai usaha untuk
mengeluarkan banda asing yang terdapat dalam saluran pernapasan. MEKANISME
PERTUKARAN GAS
Pengangkutan O2 Pertukaran gas antara O2 dengan CO2
terjadi di dalam alveolus dan jaringan tubuh, melalui proses difusi. Oksigen
yang sampai di alveolus akan berdifusi menembus selaput alveolus dan berikatan
dengan haemoglobin (Hb) dalam darah yang disebut deoksigenasi dan menghasilkan
senyawa oksihemoglobin (HbO) seperti reaksi berikut : Sekitar 97% oksigen dalam
bentuk senyawa oksihemoglobin, hanya 2 – 3% yang larut dalam plasma darah akan
dibawa oleh darah ke seluruh jaringan tubuh, dan selanjutnya akan terjadi
pelepasan oksigen secara difusi dari darah ke jaringan tubuh, seperti reaksi
berikut : Pengangkutan CO2 Karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari proses
respirasi sel akan berdifusi ke dalam darah yang selanjutnya akan diangkut ke
paru-paru untuk dikeluarkan sebagai udara pernapasan. Ada 3 (tiga) cara pengangkutan
CO2 : Sebagai ion karbonat (HCO3), sekitar 60 – 70%. Sebagai
karbominohemoglobin (HbCO2), sekitar 25%. Sebagai asam karbonat (H2CO3) sekitar
6 – 10%.