Sebenernya, apa sih protein itu..? Buat apa..? Dan gimana cara membuatnya..?
Ternyata protein itu adalah bagian yang paling penting buat kehidupan kita..
Semua yang membentuk tubuh kita, merupakan salah satu fungsi dari Protein..
Nah, bayangin kalo kita nggak memiliki Protein…
Bahkan Protein memiliki fungsi yang jauh lebih penting lagi selain pembentuk struktur tubuh. Protein juga berfungsi seperti halnya fungsi tukang bangunan, tukang ledeng, tukang kompor dan banyak lagi. Yaitu sebagai katalis dalam proses metabolisme sel dalam bentuk enzim. Bahkan, sebagian besar Protein merupakan enzim..!
So, boleh kita bilang, Protein adalah dasar dari fenomena yang kita sebut kehidupan..!
Ok, kita udah tau apa itu protein, sekarang kita coba untuk TAU lebih jauh lagi bagaimana Protein bisa disebut dasar fenomena yang disebut kehidupan..
Pernah gak kita bertanya, apa bedanya daging manusia dengan daging sapi..? Atau, apa bedanya tangan kita dengan sepotong dahan pohon..? Atau juga apa bedanya antara pisang dengan daun telinga kita..?
Trus, akan muncul pertanyaan, ketika kita makan pisang, bagaimana pisang ini bisa berubah menjadi daging tubuh kita..?
Tubuh kita, apapun itu, entah otot, jantung, darah, tulang dll, tersusun dari jutaan sel. Dan proses pembentukan sel ini, melibatkan Protein. Masing-masing sel yang membentuk apakah otot atau darah, memiliki susunan-susunan Protein yang berbeda. Nah pertanyaannya, apakah perbedaannya..?
Protein itu tersusun dari 20 macam asam amino yang berbeda. Yaitu:
Jenis-jenis protein yang terbentuk, tergantung dari bagaimana asam-asam amino tersebut dikombinasikan. So, disinilah yang membedakan antara daging manusia dengan daging sapi, yaitu kombinasi asam amino yang menyusun protein yang membentuk kedua jenis daging tersebut..
Dan begitu pula ketika kita makan pisang, maka pisang tersebut akan diurai menjadi asam-asam amino dan kemudian asam-asam amino tersebut disusun ulang kembali menjadi daging atau bagian tubuh kita.
Sebagai catatan, 10 asam amino dapat diproduksi oleh tubuh kita sedangkan 10 sisanya harus diperoleh dari luar (makanan) yang disebut asam amino esensial. Itulah kenapa kita harus makan..!
Nah.. akhirnya muncul pertanyaan, bagaimana tubuh kita mengkombinasikan asam-asam amino tersebut menjadi bagian yang dibutuhkan..?
Dari pertanyaan inilah kita masuk pada penemuan manusia paling menakjubkan tentang kehidupan..! Yaitu DNA..
DNA-Deoksiribo Nucleic Acid tersimpan didalam tiap nukleus sel-sel yang mementuk tubuh kita yang berjumlah trilyunan..! Dan tiap DNA didalam setiap sel, adalah identik..! baik itu sel somatik maupun sel kelamin dan sel somatik . sel tubuh ya untuk semua sel tubuh sama DNA nya . OK
Nah, DNA inilah yang menjadi acuan bagi tubuh kita dalam mengkombinasi asam-asam amino dalam protein sesuai kebutuhan.
DNA tersusun dari deretan pasangan Adenin-Timin (A-T) dan Sitosin-Guanin (C-G).
Rangkaian panjang DNA sesungguhnya merupakan rujukan bagi tubuh untuk menyusun Asam-asam amino menjadi Protein.
Dan Protein inilah yang nanti-nya menentukan bagian tubuh apa yang ingin dibentuk ataupun enzim apa yang ingin dibuat.
Ternyata protein itu adalah bagian yang paling penting buat kehidupan kita..
Semua yang membentuk tubuh kita, merupakan salah satu fungsi dari Protein..
- membran sel disusun oleh senyawa lipoprotein
- enzim penggerak /biokatalisator reaksi kimia tubuh komponen utamanya protein
- antibody tubuh juga komponen utamanya perlu protein
- pembelahan sel untuk pertumbuhan , regenerasi tentu perlu zat protein karena ia berperan sebagai pembangun
- dll
- jadi kalau sampai kita nggak ngerti protein sampai akhirnya nggak mengunyah protein ya dipastikan busung lapar , kwarsiorkor atau hoenger oedem jadinya ya kurang keren OK Ok deh, kita langsung aja kenalan ama yang namanya Protein..
Nah, bayangin kalo kita nggak memiliki Protein…
Bahkan Protein memiliki fungsi yang jauh lebih penting lagi selain pembentuk struktur tubuh. Protein juga berfungsi seperti halnya fungsi tukang bangunan, tukang ledeng, tukang kompor dan banyak lagi. Yaitu sebagai katalis dalam proses metabolisme sel dalam bentuk enzim. Bahkan, sebagian besar Protein merupakan enzim..!
So, boleh kita bilang, Protein adalah dasar dari fenomena yang kita sebut kehidupan..!
Ok, kita udah tau apa itu protein, sekarang kita coba untuk TAU lebih jauh lagi bagaimana Protein bisa disebut dasar fenomena yang disebut kehidupan..
Pernah gak kita bertanya, apa bedanya daging manusia dengan daging sapi..? Atau, apa bedanya tangan kita dengan sepotong dahan pohon..? Atau juga apa bedanya antara pisang dengan daun telinga kita..?
Trus, akan muncul pertanyaan, ketika kita makan pisang, bagaimana pisang ini bisa berubah menjadi daging tubuh kita..?
Tubuh kita, apapun itu, entah otot, jantung, darah, tulang dll, tersusun dari jutaan sel. Dan proses pembentukan sel ini, melibatkan Protein. Masing-masing sel yang membentuk apakah otot atau darah, memiliki susunan-susunan Protein yang berbeda. Nah pertanyaannya, apakah perbedaannya..?
Protein itu tersusun dari 20 macam asam amino yang berbeda. Yaitu:
- Glisin (GLI)
- Alanin (ALA)
- Valin (VAL)
- Leusin (LEU)
- Isoleusin (ILE)
- Serin (SER)
- Threonin (THR)
- Asam Aspartik (ASP)
- Asam Glutamik (GLU)
- Lisin (LIS)
- Arganin (ARG)
- Asparagin (ASN)
- Glutamin (GLN)
- Sistein (SIS)
- Metionin (MET)
- Fenilalanin (PHE)
- Tirosin (TIR)
- Triptofan (TRP)
- Histidin (HIS)
- Prolin (PRO)
Jenis-jenis protein yang terbentuk, tergantung dari bagaimana asam-asam amino tersebut dikombinasikan. So, disinilah yang membedakan antara daging manusia dengan daging sapi, yaitu kombinasi asam amino yang menyusun protein yang membentuk kedua jenis daging tersebut..
Dan begitu pula ketika kita makan pisang, maka pisang tersebut akan diurai menjadi asam-asam amino dan kemudian asam-asam amino tersebut disusun ulang kembali menjadi daging atau bagian tubuh kita.
Sebagai catatan, 10 asam amino dapat diproduksi oleh tubuh kita sedangkan 10 sisanya harus diperoleh dari luar (makanan) yang disebut asam amino esensial. Itulah kenapa kita harus makan..!
Nah.. akhirnya muncul pertanyaan, bagaimana tubuh kita mengkombinasikan asam-asam amino tersebut menjadi bagian yang dibutuhkan..?
Dari pertanyaan inilah kita masuk pada penemuan manusia paling menakjubkan tentang kehidupan..! Yaitu DNA..
DNA-Deoksiribo Nucleic Acid tersimpan didalam tiap nukleus sel-sel yang mementuk tubuh kita yang berjumlah trilyunan..! Dan tiap DNA didalam setiap sel, adalah identik..! baik itu sel somatik maupun sel kelamin dan sel somatik . sel tubuh ya untuk semua sel tubuh sama DNA nya . OK
Nah, DNA inilah yang menjadi acuan bagi tubuh kita dalam mengkombinasi asam-asam amino dalam protein sesuai kebutuhan.
DNA tersusun dari deretan pasangan Adenin-Timin (A-T) dan Sitosin-Guanin (C-G).
- Rangkaian 3 pasang dari dua pasangan tersebut (yang disebut KODON), merupakan kode yang merujuk pada Asam Amino tertentu.
- Kode kode itu adalah berupa Nukleotida yang ujungnya berupa basa nitrogen A/T/C/G , basa nitrogen itu berada di sitoplasma sel jika diambilin oleh RNA t atas perintah DNA yang dibawa pesannya oleh RNA m OK . kode kode basa nitrogen itu setiap 3 yang diambil oleh RNA t akan membentuk asam amino , asam amino itu dibuat sesuai perintah DNA yang dibawa oleh RNA m , kemudian kode genetik RNA m itu dipahami oleh RNA t kemudian ditranslasi segera diambilah basa basa nitrogen yang ertebaran di sitoplasma itu disusun di RIBOSOM . tentu kita udah tahu bahwa jika udah dususun asam amino yang dibawa RNA t dari sitoplasma ke Ribosom pasti untuk dibuat Protein.
- Ini adalah Kodon yang ditentukan oleh RNA m yang akan digunakan untuk dibaca oleh RNA t yang ada di lapangfan untuk menyusun Asam amino misal : untuk membentuk Asam amino Phenil Alanin maka RNA t harus mengumpulkan 3 basa nitrogen Urasil (U) untuk dibawa dari Sitoplasma ke Ribosom untuk dirangkai RNA r agar jadi Protein. ( lihat sintesa protein di blog ini )
- UUU, UUS –> Phenil alanin
- UUA, UUG, SUU, SUS, SUA, SUG –> Leusin
- AUU, AUS, AUA –> Iso Leusin
- AUG –> Metionin
- GUU, GUS, GUA, GUG –> Valin
- USU, USS, USA, USG, AGU, AGS –> Serin
- SSU, SSS, SSA, SSG –> Prolin
- ASU, ASS, ASA, ASG –> Threonin
- GSU, GSS, GSA, GSG –> Alanin
- UAU, UAS –> Tirosin
- UAA, UAG, UGA –> STOP
- SAU, SAS –> Histidin
- SAA, SAG –> Glisin
- AAU, AAS –> ASN
- AAA, AAG –> Lysin
- GAU, GAS –> Aspartat acid
- GAA, GAG –> Glutamat acid
- UGU, UGS –> Sistein
- UGG –> Triptophan
- SGU, SGS, SGA, SGG, AGA, AGG –> Arginin
- GGU, GGS, GGA, GGG –> Glysin
Rangkaian panjang DNA sesungguhnya merupakan rujukan bagi tubuh untuk menyusun Asam-asam amino menjadi Protein.
Dan Protein inilah yang nanti-nya menentukan bagian tubuh apa yang ingin dibentuk ataupun enzim apa yang ingin dibuat.
Proses Pencernaan protein
- Pencernaan protein mengikuti proses yang sangat kaku; tujuannya adalah untuk memecah protein menjadi komponen yang lebih kecil, yang disebut asam amino, yang digunakan untuk membangun kembali atau mengganti protein yang rusak atau mati dalam tubuh setelah pencernaan selesai. \
- Ada sembilan asam amino esensial, yang sering disebut sebagai bahan bangunan.
- Tindakan fisik pencernaan protein dimulai di mulut, ketika makanan yang mengandung protein yang dikunyah menjadi potongan kecil.
- Proses kimia pencernaan protein dimulai ketika makanan memasuki lambung, dan inilah bagian dari proses yang memungkinkan protein yang akan dipecah menjadi molekul dalam tubuh dapat digunakan.
Ketika makanan masuk ke dalam mulut, itu dipecah secara
fisik oleh tindakan mengunyah. Beberapa makanan yang mengandung jumlah tinggi
protein dicerna seperti daging, telur, kacang-kacangan, dan susu. Makanan
bercampur dengan air liur dalam mulut, yang membantu berjalan menuruni kerongkongan.
Antara kerongkongan dan perut adalah katup yang disebut sfingter, dan ketika
makanan perjalanan melalui katup ini, proses kimia pencernaan protein dimulai.
Selama proses kimia pencernaan protein, asam klorida,
bersama dengan enzim yang dikenal sebagai pepsins, campuran dengan molekul
protein dan melepaskan ikatan yang memegang molekul bersama. Setelah ikatan ini
rusak, melalui proses yang dikenal sebagai hidrolisis, protein sudah dekat
dengan menjadi asam amino esensial yang dibutuhkan oleh tubuh. Proses
pencernaan protein dalam lambung bisa memakan waktu hingga empat jam, tetapi
ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi jumlah waktu yang dibutuhkan.
- Setelah pencernaan dalam perut selesai, protein hampir sudah rusak bergerak melalui duodenum ke dalam usus kecil. Pada titik ini, pankreas selesai pemecahan protein dengan melepaskan enzim yang disebut tripsin. Setelah ini pemecahan akhir selesai, asam amino bergerak melalui dinding dalam usus kecil ke kapiler kecil. Mencerna protein, atau asam amino, bergerak melalui hati sebelum memasuki aliran darah utama.
- Asam amino kemudian bergerak ke seluruh tubuh ke organ yang paling perlu diisi ulang.
Jika tubuh memiliki terlalu banyak protein dan tidak
semua dapat dicerna dan diserap ke dalam aliran darah, sisanya akan terus
melalui usus besar dan bergerak melalui ginjal. Pada titik ini, ia diubah
menjadi produk limbah yang dikenal sebagai urea. Hal ini kemudian dibuang dari
tubuh dalam urin.
ANALISA KWANTITATIF PROTEIN
ANALISA KWANTITATIF PROTEIN
I. Judul
“Analisa Kualitatif Protein”
II.Tujuan
“Mempelajari beberapa reaksi uji
terhadap protein dan asam amino”
III. Landasan Teori
Protein adalah zat-zat yang
dibentuk oleh sel-sel yang hidup. Lebih dari separo zat-zat yang berbentuk
padat di dalam jaringan manusia dan binatang mamalia terdiri atas protein.
Protein mempunyai peranan yang penting, karena ia bertanggung jawab untuk
menggerakkan otot-otot. Protein hemoglobin mempunyai peranan untuk mengangkut
oksigen dari paru-[aru ke jaringan seluruh tubuh.
Protein tersusun atas karbon
50-55%. Hydrogen 6,5-7,3 %, oksigen 20-24 %, nitrogen 15-18 %, belerang 0,4-2,5
%, pospor 0,1-1,0 %. Protein terdapat antara lain di dalam kulit, rambut otot,
tanduk sutera, putih teliur, dan sebagainya. Protein terdiri dari
molekul-molekul yang besar yang mempunyai berat molekul antara 12000 hingga
beberapa juta. Di dalam tubuh manusia
terjadi siklus protein artinya protein dipecah menjadi komponen yang lebih
kecil yaitu asam amino atau peptida. Terjadi juga sintesis protein baru untuk
mengganti yang lama. Praktis tidak ada sebuah molekul protein pun yang
disintesis untuk dipakai seumur hidup.
Terdapat ikatan kimia lain dalam
protein yaitu ikatan hidrogen, ikatan hidrofob, ikatan ion/ikatan
elektrostatik, dan ikatan van der Waals. Protein dapat tidak stabil terhadap
beberapa faktor yaitu pH, radiasi, suhu, medium pelarut organik, dan
detergen.Protein dapat diperoleh dari makanan yang berasal dari hewan atau
tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan
yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati.
Beberapa makanan sumber protein adalah daging,
telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan.
Tumbuhan membentuk protein dari CO2, H2O dan senyawa nitrogen. Hewan yang makan
tumbuhan mengubah protein nabati menjadi protein hewani. Disamping digunakan
untuk pembentukan sel-sel tubuh, protein juga dapat digunakan sebagai sumber
energi apabila tubuh kekurangan karbohidrat dan lemak.
Uji protein dengan metode
identifikasi protein secara kualitatif dapat menggunakan prinsif :
· Uji Biuret : pembentukan senyawa
kompleks koordinat yang berwarna yang dibentuk oleh Cu²‡ dengan gugus –CO dan
–NH pada ikatan peptida dalam larutan suasana basa.
· Pengendapan dengan logam : pembentukan
senyawa tak larut antara protein dan logam berat.
· Pengendapan dengan garam : pembentukan
senyawa tak larut antara protein dan ammonium sulfat
· Pengendapan dengan alcohol : pembentukan senyawa tak larut antara
protein dan alcohol
· Uji koagulasi : perubahan bentuk yang
ireversibel dari protein akibat dari pengaruh pemanasan.
· Denaturasi protein : perubahan pada
suatu protein akibat dari kondisi lingkungan yang sangat ekstrim.
Protein dapat mengalami
kerusakan yang biasa disebut dengan denaturasi protein. Hal iu terjadi bila
susunan ruang atau rantai polipeptida suatu molekul protein berubah. Sebagian
protein globuler mudah mengalami denaturasi. Jika ikatan ikatan yang membentuk
konfigurasi molekul tersebut rusak, molek akan mengembang. Kadang-kadang
perubahan memang dikehendaki dalam pengolahan makanan, tetapi sering pula
dianggap merugikan sehingga perlu dicegah.
IV. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah
tabung reaksi, gelas piala, pipet tetes, pipet Mohr, kertas saring, corong, dan
penangas air. Sementara bahan-bahan yang digunakan adalah putih telur, susu,
kaldu, kacang hijau, tahu, pereaksi biuret, ninhidrin, H2SO4, NaOH, HNO3,
CuSO4, HgCl2, AgNO3, (NH4)2SO4, HCl, Pb-asetat, etanol, asam asetat, dan buffer
asetat pH 4,7.
V. Cara Kerja
1. Uji Millon
- 2 ml sampel + 1 ml pereaksi merkuri sulfat ( 1% HgSO4, dilarutkan dalam 10% asam sulfat).
- Panaskan, sampai terjadi endapan kuning.
- Kemudian dinginkan dengan air mengalir + 1 tetes NaNO2 1%.
- Panaskan lagi hingga endapan atau larutannya menjadi merah.
2. Uji Biuret
- 3 ml sampel + 1 ml NaOH 40%
- Tambahkan setetes demi setetes larutan 0,5 % CuSO4 sampai terbentuk warna biru, ungu, atau merah.
3. Denaturasi. Flokasi dan Koagulasi
- Masukkan 3 ml sampel ke dalam tabung reaksi
- Panaskan dengan api kecil
- Amati apa yang terjadi.
VI. Hasil Pembahasan
Pada percobaan ini ada 5 macam
bahan yang di uji, yaitu larutan kacang hijau, tahu, putih telur, kaldu, dan
susu. Kelima bahan ini akan di uji
menggunakan uji Millon, uji Ninhidrin, uji Biuret, denaturasi, plokasi dan
koagulasi.
1. Uji Millon
Pada uji millon ini bahan
direaksikan dengan pereaksi millon. Serta dilakukannya pemanasan dan penambahan
1 tetes NaNO2 1%. Percobaan pertama dilakukan pada larutan kacang hijau. Saat
larutan kacang hijau ditambahkan dengan pereaksi millon dan dipanaskan tidak
terdapat endapan kuning, namun warna larutannya menjadi merah muda. Setelah
larutan tersebut didinginkan dan ditambah dengan 1 tetes NaNO2 dan dipanaskan
lagi warna larutannya menjadi merah tua. Hal ini menunjukkan bahwa hasil uji
positif. Meskipun tidak adanya endapan kuning. Hal ini mungkin dikarenakan oleh
pengamatan yang kurang teliti ataupun kesalahan dalam kerja.
Bahan kedua yaitu tahu. Setelah
dilakukan percobaan dan pengamatan pada tahu, didapatkan endapan yang berwarna
kuning, dan larutannya menjadi berwarna merah. Hal ini menunjukkan bahwa hasil
uji positif. Bahan ketiga yaitu putih telur. Sebelum dipanaskan warna campuran
putih telur dengan peraksi millon berwarna putih. Namun setelah dipanaskan terbentuk
endapan kuning, dan putih telur tersebut memadat (menggumpal). Jadi hasil uji
dari putih telur iniyaitu positif.
Bahan keempat yang kami uji
yaitu larutan kaldu. Sebelum dipanaskan
warna campurannya putih. Namun setelah mengalami pemanasan larutan campuran
kaldu tersebut berubah menjadi warna kuning dan terdapat endapan warna putih.
Berarti hal ini menunjukkan bahwa hasil uji
juga positif pada kaldu. Akan
tetapi larutannya yang tetap berwana kuning kemungkinan menunjukkan bahwa
kandungan protei pada kaldu ini lebih sedikit dibandingkan dengan bahan-bahan
yang lain.
Terakhir yaitu percobaan pada
susu. Sebelum dipanaskan warnanya putih. Setelah dipanaskan warna susu dan
cmpuran pereaksi millon menjadi merah muda. Setelah mengalami pendinginan,
pencampuran NaNO2, dan pemanasan lagi, warna larutan ini menjadi merah tua, namun
tidak terdapat endapan. Meskipun demikian hasil ini sudah menunjukkan bahwa
hasil uji adalah positif karena warna larutannya merah tua. Untuk masalah tidak
terdapatnya endapan, hal ini mungkin dikarenakan kesalahan dalam kerja,
terkontaminasinya bahan ataupun kurang cermatnya dalam mengamati.
Jadi berdasarkan hasil percobaan
yang telah kami lakukan pada uji millon, didapatkan hasil bahwa semua bahan
menunjukkan hasil uji yang positif.
2. Uji
Biuret
Pada uji Biuret ini
masing-masing bahan direaksikan dengan NaOH 40% dan 0,5% CuSO4. Bahan pertama
yang kami uji yaitu kacang hijau. Dari
hasil percobaan dan pengamatan, terbentuk endapan berwarna biru, dan warna
larutannya coklat kemerahan. Ini menunjukkan hasil uji yang positif. Percobaan
kedua yaitu dengan tahu. Setelah dilakukannya uji biuret pada tahu ternyata
terbentuk endapan berwarna biru dan larutannya berwarna merah muda. Hal ini
juga menunjukkan hasil uji yang positif pada tahu.
Bahan ketiga yaitu putih telur.
Dari hasil pengamatan terbentuk dua lapisan pada campuran putih telur dengan
NaOH dan CuSO4. Larutan lapisan atas berwarna ungu sedangkan larutan lapisan
bawah berwarna kuning. Warna ungu menunjukkan bahwa hasil uji positif. Namun
kami tidak mengetahui penyebab adanya 2 lapisan warna pada percobaan ini.
Mungkin saja ini disebabkan karena beberapa factor, diantaranya kesalahan dalam
kerja. Bahan keempat yaitu kaldu. Hasil ujinya positif karena terdapat endapan
biru dan warna larutannya juga biru. Selanjutnya pada susu juga terdapat endapan
biru dan warna larutannya ungu muda. Jadi susu juga memberikan hasil uji yang
positif.
Dengan demikian berdasarkan
hasil percobaan ternyata semua bahan menunjukkan hasil uji positif terhadap uji
biuret ini.
3. Denaturasi, Flokasi, dan Koagulasi
Untuk mengetahui denaturasi
protein ini, maka bahan-bahan (sampel) harus dipanaskan di atas api yang kecil.
Percobaan pertama kali kami lakukan pada kacang hijau. Tidak telihat adanya
perubahan apapun pada kacang hijau ini. Itu berarti kacang hijau ini tidak
mengalami denaturasi,flokasi ataupun koagulasi.
Selanjutnya pada tahu, kami
berhasil mengamati adanya endapan putih. Hal ini menunjukkan bahwa tahu
mengalami denaturasi.
Bahan ketiga yaitu putih telur.
Setelah dipanaskan putih telur ini menggumpal (memadat). Dengan kata lain putih
telur ini mengalami denaturasi. Bahan keempat adalah air kaldu ayam. Tidak ada
endapan ataupun gumpalan pada air kaldu ini, yang berarti bahwa air kaldu ini
tidak mengalami denaturasi, flokasi ataupun koagulasi. Terakhir yaitu pemanasan
pada susu. Berdasarkan hasil pengamatan terlihat adanya endapan putih pada susu
yang telah dipanaskan tadi. Hal ini berarti struktur protein pada susu tersebut
telah rusak (mengalami denaturasi).
Jadi berdasarkan hasil percobaan
yang telah kami lakukan, didapatkan bahwa bahan (sampel) yang mengalami
denaturasi yaitu tahu,putih telur dan susu. Sedangkan kacang hijau dan kaldu
tidak mengalami denaturasi.
VII. Kesimpulan
- Ada beberapa reaksi uji protein yang dapat dilakukan diantaranya yaitu uji millon, uji biuret dan prinsip denaturasi.
- Pada reaksi millon, uji positif ditandai dengan terbentuknya endapan putih dari senyawa merkuri. Uji millon dapat menguji protein yang mengandung tirosin atau triptofan yang akan memberikan warna merah.
- Uji Biuret yaitu pembentukan senyawa kompleks koordinat yang berwarna yang dibentuk oleh Cu²‡ dengan gugus –CO dan –NH pada ikatan peptida dalam larutan suasana basa. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya biru,ungu sampai merah.
- Denaturasi protein yaitu perubahan pada suatu protein akibat dari kondisi lingkungan yang sangat ekstrim,misalnyan tekanan tinggi, pemanasan, pengaruh bahan kimia,dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden , Ralph J. dan Joan S.
Fessenden. 2010. Kimia Organik Jilid II. Jakarta : Erlangga
Hart, Harolt. 1990. Kimia
Organik. Jakarta : Erlangga
Sastrohamidjojo, Hardjono. 2009.
Kimia Organik. Yogyakarta : UGM Press
Santoso, H. 2008. Protein dan
Enzim. http://www.heruwn.teachnology.com di akses pada tanggal 13 Desember
2012.
No comments:
Post a Comment