Cara baik bagi guru yang akan mengikuti diklat PLPG 2011 agar lulus dengan nilai maksimal.
- Cara yang ditempuh diantaranya :
- Guru telah memiliki format A1 dengan data yang valid dan akurat.
- Menjaga kondisi kesehatan dengan disiplin. (misalnya sedia obat) dll.
- Siap dengan alat alat tulis, buku refrensi dll.
- Membiasakan diri mengikuti Diklat dengan disiplin yang tinggi, berakhlak mulia , dengan kelakuan yang baik , tanggung jawab dan share
- Mampu berkomunikasi dan berdiskusi dengan santai dan menyenangkan.
- Berupaya tidak terjadi absen tanpa alasan yang jelas.
- Mampu membuat promes, analisis soal, dan teknik penilaian
- Mampu membuat RPP yang sederhana dan praktis.
- Membiasakan mengajar dengan model PAIKEM
- Mampu melaksanakan PEERTEACHING tanpa rasa minder.
- Memahami rambu rambu pembuatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
- Jangan lupa bawalah HP untuk mempermudah komunikasi.
- Shalat yang khusul bagi yang muslim
- OK .
Perlu diketahui bahwa sertifikasi guru ini dilakukan dengan tujuan baik yaitu untuk :
- Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional
- Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan
- Meningkatkan martabat guru, dan
- Meningkatkan profesionalitas guru
- OK maka sebaiknya partisipan guru memahami ini tidak setengah setengah
Adapun manfaat sertifikasi guru adalah:
- Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten yang dapat merusak citra profesi guru
- Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak bermutu dan tidak profesional
- Meningkatkan kesejahteraan guru terbaik
CONTOH PTK
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PKN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ‘TATAS’
PADA SISWA KELAS IX-A SMPN 3 NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sering kurang
diperhatikan oleh semua pihak di lingkungan sekolah, baik guru maupun siswa.
Mata pelajaran PKn dianggap terlalu banyak menghafal, banyak membaca. Sehingga
banyak siswa yang merasa jenuh dengan materi mata pelajaran ini.
Kondisi tersebut sering diperparah oleh keadaan bahwa
siswa merasa kurang tertarik, menganggap mudah, dan menganggap pelajaran yang
menjemukan. Keberadaan mata pelajaran PKn sering dianggap kurang bermanfaat
bagi siswa. Sejak mata pelajaran PKn tidak termasuk mata pelajaran yang
diujikan dalam Ujian Akhir Nasional, maka semakin dianggap tidak berarti bagi
siswa.
Metode mengajar menjadi salah satu bagian yang ikut
memperburuk pan-dangan berbagai pihak tentang mata pelajaran PKn. Terlebih lagi
jika mata pelajaran ini disampaikan dengan cara-cara yang kurang menarik.
Penggunaan metode menga-jar yang monoton, kurang variasi akan semakin
memperparah keadaan. Kejenuhan siswa akan lebih cepat muncul dalam kondisi
seperti ini.
1
Kondisi seperti di atas merupakan bukti bahwa siswa
memiliki motivasi yang rendah dalam kegiatan pembelajaran, terutama pelajaran
PKn. Dengan motivasi yang rendah, sangat sulit bagi guru maupun siswa untuk
dapat mencapai tujuan pem-belajaran yang diharapkan.
Hamalik (1992:173) menyebutkan tentang motivasi
bahwa “Suatu masalah di dalam kelas,
motivasi adalah proses membangkitkan, mempertahankan, dan mengontrol
minat-minat”. Minat belajar anak harus
dapat ditumbuhkan dalam setiap proses belajar mengajar. Minat belajar yang
tinggi akan sangat berpengaruh terhadap peran serta atau aktifitas anak dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Proses membangkitkan minat belajar, mempertahankan minat belajar dan
mengon-trol minat belajar menjadi bagian yang sangat penting dalam proses
belajar mengajar. Jadi tanpa motivasi
belajar yang memadai, sangat sulit bagi pihak-pihak yang terkait dengan
pembelajaran untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Motivasi belajar siswa
dapat berasal dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya. Kecerdasan,
cita-cita atau harapan, kesenangan merupakan faktor yang berasal dari dalam
diri siswa yang dapat menumbuhkan minat belajar yang tinggi. Kondisi lingkungan, metode mengajar, waktu
belajar merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa yang dapat
mempengaruhi minat belajar. Jika faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut dalam
kondisi baik, maka minat belajar siswa juga semakin tinggi. Namun jika
faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut kondi-sinya kurang kondusif, maka motivasi
belajar siswa juga akan rendah.
Keadaan tersebut juga terjadi pada siswa kelas 1 SDN
Merjosari V, Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.
Motivasi belajar siswa sangat rendah.
Kondisi ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: (1) mata
pelajaran PKni diberikan pada jam pelajaran terakhir; (2) siswa merasa kurang
tertarik pada pelajaran PKn; (3) siswa sulit untuk menguasai materi pelajaran;
(4) kondisi in-put siswa relatif rendah; penggunaan metode yang kurang tepat.
SDN Merjosari V merupakan salah satu sekolah yang berada
di pinggiran kota. Siswa banyak yang kurang berminat terhadap mata pelajaran
PKn. Pada siswa kelas 1 mata pelajaran
PKn diberikan pada jam pelajaran terakhir.
Kondisi siswa yang sudah merasa lelah, mengantuk, lapar, jenuh selalu muncul
setiap kali menerima pelajaran. Sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn masih
relatif kurang. Sehingga siswa semakin sulit untuk dapat menguasai materi pada
mata pelajaran PKn.
Kondisi tersebut merupakan tantangan bagi guru. Bagimana
agar siswa dapat memiliki motivasi yang lebih besar terhadap mata pelajaran
PKn. Salah satu untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan
menggunakan meto-de ‘Tatas’. Metode ‘Tatas’ merupakan kombinasi dari metode
‘Tanya jawab’ dan metode ‘Penugasan/Pemberian tugas’ yang dikemas secara
terpadu dengan membe-rikan berbagai tambahan yang berupa ‘sangsi’ yang dapat
mendorong siswa untuk dapat lebih menguasai materi pelajaran. Dengan penggunaan
metode ‘Tatas’ yang dirancang secara matang dan dilaksanakan secara tepat diharapkan
dapat mendo-rong siswa lebih dapat meningkatkan persiapan dalam menerima
pelajaran. Pening-katan motivasi belajar siswa juga diharapkan membawa dampak
positif yaitu pening-katan prestasi belajar pelajaran PKn.
Terkait dengan permasalahan tersebut di atas, maka untuk
mengkaji lebih mendalam tentang peningkatan motivasi belajar siswa, peneliti
ingin melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Motivasi
Belajar PKn Dengan Menggunakan Metode ‘Tatas’
Siswa Kelas 1 SDN Merjosari V Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang”.
B. Fokus
Penelitian
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut
di atas, maka fokus penelitian dalam PTK
ini adalah “Apakah motivasi
belajar PKn dapat meningkat dengan penerapan metode ‘Tatas’ pada siswa kelas I
SDN Merjosari V, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang”.
C. Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui deskripsi
meningkatnya motivasi belajar pelajaran PKn pada siswa kelas I SDN Merjosari V
Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang dengan penerapan metode ‘Tatas’ dalam
pembelajaran mata pelajaran PKn. Dengan peningkatan motivasi belajar pada
siswa, diharapkan juga membawa dampak positif yaitu peningkatan prestasi
belajar pada pelajaran PKn.
DAFTAR RUJUKAN
- DePorter, B. & Hernacki, M. 1992. Quantum Learning: unleashing the Genius inYou. Diterjemahkan oleh Alwiyah Abdurrahman. 1999. Bandung: Kaifa.
- Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani. 2004. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD.
- Mangkunegara, AA. Anwar Prabu. 2001. Manajemen Sumber Daya Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
- Miarsa, Yusufhadi. 1995. Peningkatan Mutu Pendidikan, Jurnal Teknologi Pembelajaran. Malang: IPTPI.
- Miftah Toha. 1996. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada.
- Moekijat. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Kepegawaian. Bandung: Mandar Maju.
- Mulyasa, E.. 2005. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
- Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
- Oemar Hamalik. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
- Saiful Rachman, Yoto, Syarif Suhartadi, Suparti. 2006. Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah. Surabaya: SIC Bekerjasama Dengan Dinas P dan K Provinsi Jawa Timur.
- Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS).Jakarta: Bumi Aksara.
- Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.
No comments:
Post a Comment